Mengutip laporan Mashable, Rabu (22/11/2017), data yang dibobol hacker di antaranya adalah nama, alamat email, serta nomor telepon sekitar 50 juta pengguna dan 7 juta mitra pengemudi.
Parahnya, selain data-data pribadi tersebut, 600 ribu pelat nomor kendaraan mitra pengemudi juga termasuk data yang dicuri. Untungnya tidak ada nomor jaminan sosial dan informasi detail mengenai sopir yang bocor.
Dalam pernyataannya, Uber menyebut, dalam kasus ini tidak ada tanda-tanda kecurangan dari oknum karyawan maupun pihak dalam Uber.
“Kami tidak melihat ada bukti kecurangan atau penyelewengan kewenangan terkait masalah ini. Kami terus memantau akun-akun pengguna yang terdampak serta telah menandai untuk perlindungan terhadap kecurangan,” kata Uber dalam pernyataannya.
CEO baru Uber, Dara Khosrowshasi pun tidak senang atas penyelesaian kasus tersebut. “Tak satupun dari masalah ini seharusnya terjadi. Saya tidak akan memaafkan hal ini. Kami akan mengubah cara berbisnis perusahaan,” kata Khosrowshasi kepada Bloomberg melalui email.
Sekadar diketahui, kasus pembobolan data pengguna dan mitra pengemudi Uber sebenarnya terjadi tahun lalu, sebelum Khosrowshasi mengambil alih posisi CEO. Ia menjadi CEO Uber menggantikan Travis Kalanick September lalu.
Kasus peretasan sendiri baru ditemukan bulan lalu dari hasil penyelidikan tim keamanan Uber yang dilakukan firma hukum independen.
Akibat pembobolan data ini, Uber telah memecat Chief Security Officer, Joe Sullivan. Sullivan dikenal sebagai salah satu pejabat eksekutif Uber yang tersisa dari era Travis Kalanick.
0 Response to "Hacker Curi 57 Juta Data Pribadi Pengguna dan Mitra Pengemudi Uber"
Posting Komentar