Dilansir dari media Korsel, Chosun Ilbo, Senin, 22 Desember 2014, peretas yang menyebut dirinya sebagai “presiden kelompok antireaktor nuklir di Hawaii,” ini merilis berbagai dokumen rahasia tentang reaktor di Busan dan Gyeongju melalui Twitter.
Peretas itu mengancam untuk membocorkan lebih dari 100.000 dokumen, jika Korsel tidak menutup kedua reaktor tepat pada hari Natal. “Anda harus menanggung sedikit biaya, untuk mendapatkan kembali dokumen,” tulis peretas itu.
Tapi pemerintah dan otoritas nuklir Korsel mengatakan, walau dokumen yang diretas itu rahasia, tapi tidak memuat informasi kunci tentang teknologi reaktor nuklir.
Para penyelidik Korsel menuding, Korea Utara (Korut) sebagai pelaku.
Perusahaan keamanan siber ESTsoft mengatakan, analisa terhadap virus yang dikirimkan melalui surat elektronik, pada 9 Desember, merujuk pada Korut dengan sumber pemrograman yang sangat mirip dengan serangan sebelumnya oleh Korut.
Aktivis Lee Heon-Soek mengatakan, kelompok peretas yang terorganisir pada tingkat nasional, biasanya tidak akan mengungkap identitas mereka. Mereka melakukan kerusakan besar dengan skala masif, dalam waktu singkat dan menghilang secepatnya. Tapi kali ini penyerang mengungkap identitasnya, dan mungkin seorang aktivis anti-nuklir yang ingin mencari perhatian seluruh dunia.
(vivanews.com)
0 Response to "Reaktor Nuklir Korsel Diretas"
Posting Komentar